Diskusi Kecil di Cahaya Aksara Tentang Pramoudya Ananta Toer

Diskusi Kecil di Cahaya Aksara Tentang Pramoudya Ananta Toer

Pada tanggal 3 Maret 2024, sebuah diskusi yang menggugah diadakan di TBM Cahaya Aksara, Cigeulis,Pandeglang Banten, untuk mengenang perjuangan dan warisan sastra dari salah satu ikon sastra Indonesia, Pramoudya Ananta Toer. Acara tersebut menjadi penting sebagai upaya untuk menjaga semangat  Pramoudya agar tetap hidup dan relevan bagi generasi muda.


Diskusi tersebut dipantik oleh  Munawir Syahidi, yang membawa pengalaman membaca beberapa karya Pramoudya AT, berbicara tentang karya-karya Pramoudya. Sebagai moderator, Dani, yang masih duduk di kelas tiga Aliyah itu bersemangat memimpin diskusi.


Peserta dari Relawan Cahaya Aksara ini cukup khidmat,  berkumpul melingkar untuk membicarakan sejarah kepenulisan Pramoudya dan perjuangannya yang menginspirasi. Membicarakan bagaimana karya-karya Pramoudya, seperti "Bumi Manusia" dan "Anak Semua Bangsa", bukan hanya sekadar karya sastra, tetapi juga cerminan dari semangat perjuangan dan keadilan.


Salah satu poin yang sangat menonjol dalam diskusi adalah bagaimana Pramoudya menggunakan karyanya untuk membangkitkan kesadaran sosial dan politik di tengah masyarakat. Peserta sepakat bahwa pesan-pesan yang terkandung dalam karyanya masih relevan bahkan dalam konteks zaman modern saat ini.


Diskusi juga menyoroti tantangan yang dihadapi Pramoudya selama hidupnya, termasuk penahanan politik yang membuatnya dipenjara selama bertahun-tahun. Namun, semangat dan ketabahannya dalam menulis tetap tidak tergoyahkan, dan itulah yang menjadi inspirasi utama bagi peserta yang hadir dalam diskusi.


Sebagai hasil dari diskusi yang membangkitkan semangat itu, para peserta berharap bahwa nilai-nilai dan semangat perjuangan yang tercermin dalam karya-karya Pramoudya akan terus diwariskan kepada generasi muda. Mereka berkomitmen untuk terus mempromosikan dan mempelajari karya-karya Pramoudya sebagai bagian penting dari warisan sastra Indonesia.


Diskusi di TBM Cahaya Aksara ini tidak hanya menjadi acara biasa, tetapi juga menjadi upaya bahwa ditengah hingar bingar medsos yang digandrungi anak muda saat ini masih tersisa anak-anak muda yang membicarakan hal-hal yang lebih serius. Misal berbicara tentang Pramoudya Ananta Toer. 


*M.Yusup

Bagikan

Komentar